Senin, 25 Juni 2012

Potret terindah bali

KISAH gadis pemulung asal Bali bernama Ni Wayan Mertayani (16) dibukukan. "Potret Terindah dari Bali" itu ditulis oleh Pande Komang Suryanita, warga Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Foto Ni Wayan atau Sepi yang berobjek ayam sedang bertengger di pohon singkong karet berhasil menjuarai lomba foto internasional dari Museum Anne Frank, Belanda, mengalahkan 200 peserta lain dari berbagai negara.
"Kisah itu kami angkat menjadi buku, dengan harapan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia agar tidak pernah menyerah dalam menjalani hidup," ujar Suryanita.
Kisah hidup Sepi amat inspiratif karena dalam kondisi hidup serba kekurangan, Sepi tak pernah berhenti berupaya agar roda hidupnya bergulir menjadi lebih baik.  ? ?
Begitu pula dengan kisah hidup Anne Frank, gadis Yahudi yang bertahun-tahun hidup dalam persembunyian untuk menyelamatkan diri dari tentara Nazi, yang menjadi tokoh idola bagi Sepi. Dalam persembunyian, Anne menulis dalam buku harian tentang cita-cita yang ingin diraihnya kalau keadaan sudah aman.  ? ?
Kehidupan Sepi yang memilukan bermula dari kehilangan ayah dan rumah tinggal, Sepi bersama ibu dan adiknya, pindah ke sebuah gubuk di tepi Pantai Amed, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur. ? ?
Di gubuk itu, Sepi menjalani hidup sebagai penjual makanan dan sesekali memulung barang bekas setelah pulang sekolah untuk dapat membantu ekonomi keluarga, terlebih ibunya dalam kondisi sakit-sakitan.  ? ?
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan turis asal Belanda bernama Dolly yang meminjamkan kamera untuk belajar memotret. Hasil "jepretan" Sepi kemudian didaftarkan oleh Dolly pada lomba foto internasional yang diadakan Yayasan Anne Frank di Belanda, dengan tema "Apa Harapan Terbesarmu".  ? ?
Pande Komang Suryanita mengatakan, objek foto berupa ayam, merupakan representasi diri Sepi. Bila hujan ia kehujanan begitu juga kala panas menyengat karena kondisi gubuk yang ditempatinya begitu memprihatinkan. ? ?
"Potret Terindah dari Bali" sekaligus ingin mengungkapkan bahwa mimpi atau cita-cita dapat menjadi kekuatan seorang anak agar dapat menjalani hidup, sesulit apapun.?"Seperti halnya yang dialami Sepi. Mimpi dan cita-citanya menjadi jurnalis, membuatnya tak pernah putus asa. Hidupnya yang sulit, bukan membuatnya tak bisa berkelit," ujar Pande.
Buku itu diterbitkan Kaifa (grup Penerbit Mizan) pada awal Februari ini.***
(dari berbagai sumber)

http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1262&Itemid=39

Ayyuex, 1 Mei 2011 19:51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar